Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang sudah dikenal sejak dahulu, merupakan hasil perpaduan antara seni dan teknologi para leluhur yang sangat tinggi nilainya. Batik merupakan citra ketinggian budaya kriya bangsa Indonesia yang mencirikan kerumitan dan kerhalusan ragam hias yang tumbuh melalui goresan canting yang dilukiskan. Karena mempunyai seni tinggi, maka batik Indonesia diakui oleh dunia sebagai batik yang betul-betul sempurna keindahannya, baik mengenai desain maupun proses pembuatannya (Ampri Helmy dan Mujiyono, 1992:61.
Seni tradisi yang mempunyai bentuk dan aspek visual yang unik dan menarik bagi siapa saja yang melihat batik akan terpesona oleh keindahan coretan motif-motif yang menghiasi kain yang ditorehkan dan ditata sedemikian rupa. Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tingggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia di wilayah Jawa pada khususnya.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan ketrampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada waktu itu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga kraton. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Di Solo dan Yogyakarta dikenal sekitar abad 17,18 dan 19. Batik awalnya hanya sebagai hobi keluarga kerajaan. Namun perkembangan selanjutnya, komoditi batik dikembangkan oleh masyarakat luas.
Batik Solo terkenal dengan gaya dan pola-pola tradisional dalam proses pembatikannya dilakukan dengan cap dan tulis. Bahan yang digunakan untuk pewarnaan masih banyak memakai bahan-bahan domestik yaitu Soga Jawa. Pola tetap antara lain dikenal sebagai "Sidomukti" dan "Sidoluhur".
Jumat, 26 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Tulis komentar anda di sini:
??????????
Posting Komentar